Halaman

Toko de Vries, Bandung



Pemugaran Gedung Toko de Vries
Toko de Vries, yang merupakan salah satu gedung tua peninggalan bersejarah di kawasan Jl. Asia-Afrika Bandung, hingga aku melakukan pemotretan ini masih dilakukan pemugaran (13/12/10). Gedung ini menarik untuk kujadikan sebagai salah satu objek bidikan saat aku berjalan menyusuri jalan Asia-Afrika Bandung.

Informasi yang tertulis pada banner yang terpajang, toko de Vries awalnya merupakan sebuah rumah bergaya arsitektur Indis yang dibangun tahun 1879. Kemudian tahun 1909 dan 1920 dilakukan pemugaran serta pembangunan

Gedung Negara Grahadi.


Bangunan ini berada persis di Jalan Gubernur Suryo yang memiliki luas 2.016 m2 dari total luas seluruhnya yang sekitar 16.284 m2.
Menurut sejarahnya gedung ini dibangun tahun 1794 oleh penguasa tunggal Belanda waktu itu ialah Dirk van Hogendrorp.
Tanah yang dipakai untuk membangun bangunan ini dulunya adalah tanah milik orang Cina yang sebetulnya enggan untuk menyerahkan kepada Van Hogendorp, tetapi entah bagaimana akhirnya tanah tersebut bisa dipaksa secara halus diserahkan, dengan pernyataan bahwa tanah tersebut akan "disimpan" baginya, dan dari kata simpan inilah lalu kemudian lahir kata "simpang".

Terletak di Jalan Simpang bangunan yang kokoh dan kuat ini memiliki pilar serambi depan dan belakang, sering disebut sebagai " Landhuis " ini merupakan tempat tinggal gubernur Surabaya yang pertama,namun berikutnya gedung ini hanya sebagai tempat untuk menerima tamu-tamu kenegaraan.
Belum lama gedung ini telah mengalami renovasi di sisi kiri kanan dari banguna utamanya, dan ternyata anguna baru ini masih terkesan menampakkan kesatuan yang utuh dari bangunan induknya yang ada di tengahtegahnya.sumber, http://jelajahkuno.blogspot.com/2010/07/bangunan-kuno-bergaya-empire-dimanakah.html

Museum Nasional dan Thomas Raffles


Mungkin banyak yang belum tahu Jakarta memiliki 40 buah gedung museum. Namanya pun beragam sesuai fungsinya. Seperti Museum Taman Prasasti, tempat warga Kristen dimakamkan, termasuk para petinggi VOC dan keluarganya ketika bertugas di Batavia. Ada Museum Komodo, Museum Rekha Artha, Museum Keris, Museum Sejarah Jakarta, dan Museum Adam Malik. Tentu akan sangat panjang bila diuraikan satu persatu. Yang jelas warga Ibu Kota kurang menikmati keberadaan 40 museum itu. Karena sehari-hari lebih banyak "kesepian". Kalaupun ada yang datang, umumnya para turis asing atau anak sekolah yang berkarya wisata.

Di antara 40 museum, Gedung Museum Nasional di Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat telah memperoleh nama internasional karena kumpulan benda sejarahnya sejak masa prasejarah. Museum tertua di Indonesia ini didirikan oleh Bataviaasche Genootschap van Kunsten en Wetenschappen atau Perkumpulan untuk Seni dan Ilmu Pengetahuan. Perkumpulan ini dibentuk 1778 oleh JCM Radermacher, anggota Dewan Hindia, dan menantu laki-laki dari gubernur jenderal Reinier de Klerk. Bekas kediaman de Klerk hingga kini masih berdiri dengan megah di Jl Gajah Mada dan telah direhabilitasi pemerintah Belanda. Gedung yang memiliki pekarangan luas ini pernah dijadikan Gedung Arsip Nasional.

Gedung Museum Nasional yang meniru vila gaya Romawi kuno, mudah dikenali keberadaannya. Satu-satunya gedung yang di halaman depannya di pasang patung seekor gajah perunggu, cendera mata Raja Chulalongkorn dari Siam (Thailand) waktu berkunjung ke Batavia (1871). Karenanya ia lebih dikenal dengan sebutan Gedung Gajah. Karena koleksinya banyak terdapat patung (arca) ia juga dinamakan Gedung Arca.

Bagi warga Jakarta dan sekitarnya, keberadaan museum ini juga berfungsi tempat hiburan. Pada 1950-an, ketika tempat hiburan masih langka di Jakarta, di museum ini tiap Ahad pagi hingga sore digelar kesenian Sunda atau Jawa. Pertunjukan yang diselenggarakan RRI Studio Jakarta ini dihadiri pengunjung yang membludak.

Museum ini juga memiliki perpustakaana yang banyak dikenal di mancanegara. Ini berkat dorongan Sir Thomas Raffles, letnan gubernur Inggris (1811-1815). Raffles yang sangat memperhatikan sejarah dan arkeologi Jawa -- patut diacungi jempol dalam ikut mendorong perkembangan Perkumpulan Seni dan Ilmu Pengetahuan Batavia-- adalah pendiri Museum Nasional. ""Hindia Belanda terutama Jawa harus berterima kasih pada Raffles yang memberikan semangat untukkemajuan perkumpulan ini,"" tulis seorang pelancong dari Amsterdam pada awal abad ke-20.

Bangsa Belanda walaupun mereka telah menyatakan menduduki seluruh kepulauan Nusantara, hanya mengetahui sedikit daerah pedalaman. Tak heran jika bukan mereka yang menemukan monumen artistik terbesar dari kehidupan Jawa kuno: Candi Borobudur. Raffleslah yang menemukakan candi besar dan monomental itu di hutan rimba dekat Yogyakarta, yang sebelumnya tidak diketahui Belanda.

Mendengar penemuan ini, penguasa Inggris itu bukan saja sangat bahagia bahkan menuju ke sana dengan kereta dari Batavia dalam perjalanan yang sulit kala itu. Raffles dalam bukunya History of Java menceritakan, ratusan relief batu di Borobudur terlihat olehnya sebagai pemandangan dari mitologi Hindu. Walaupun sebenarnya relief-relief tersebut bercerita tentang Budha. Candi Borobudur sekarang ini sebagai tempat suci warga Budha, yang selalu membanjiri candi ini pada saat-saat hari suci mereka. Bahkan, banyak penganut Budha dari berbagai negara juga mendatangi dan mensucikan candi ini.

Raffles, yang saat menaklukkan Batavia (1811) dalam usia 29 tahun, dalam karier yang singkat di Jawa, didampingi istrinya, Olivia Marianne. Wanita ini digambarkan cerdas, mengagumkan, dan cantik. Istrinya ini meninggal di Batavia pada 1814, dan prasastinya masih dapat kita jumpai di Museum Taman Prasasti, Jl Tanah Abang I, Jakarta Pusat.Raffles yang berduka dan merasa kehilangan mengabdikan istrinya ini dalam bentuk tugu di pintu masuk Kebon Raya Bogor, yang masih kita dapati hingga saat ini. Raffles dan juga istrinya sangat memberikan perhatian terhadap koleksi beberapa jenis tanaman di Kebon Raya Bogor.

Selama empat setengah tahun bertugas di Nusantara, Raffles lebih banyak tinggal di Istana Buitenzorg (Bogor) yang beriklim sejuk. Hanya bila ada keperluan penting, ia berkereta kuda ke Batavia. Ketika ekspedisinya dari Penang menuju Jawa (Agustus 1811), Raffles menyaksikan pulau Tumasik, pulau kecil yang masih berupa rawa-rawa. Instingnya yang kuat, dia ingin menjadikan pulau ini sebagai bandar penting, yang kemudian diwujudkan dalam bentuk kota Singapura.

Kembali ke Gedung Museum Nasional yang memiliki koleksi lengkap masa lalu dan benda-benda seni dari seluruh Nusantara, termasuk dari emas murni. Pada 1963, emas dan permata koleksinya telah digasak perampok bernama Kusni Kasdut. Ketika itu, Bung Karno tengah membangun Monas dengan puncaknya dari emas. Ada pemeo kala itu, bila ada yang berani mengambil emas ini, hukumannya penjahat tersebut harus dijatuhkan dari puncak Monas. Bahkan ada yang mengusulkan, para koruptor kelas kakap dilemparkan saja dari puncak Monas.sumber, http://kotatua.blogspot.com/2006/08/museum-nasional.html

Societeit Brantas


Bangunan Kuno Kediri – Societeit Brantas
foto asli Societeit Brantas di kartu pos (ebay)

Penasaran dengan Foto kuno Societeit Brantas pas banjir, akhirnya menemukan listing kartupos Societeit Brantas di ebay. 
Sayangnya sekarang gedung ini sudah tidak ada, jadi kurang tahu juga lokasi tepatnya, kemungkinan besar ada di barat sungai brantas letaknya ada di timur sungai brantas tepatnya di gedung GNI sekarang. Societeit adalah bahasa belanda artinya “masyarakat”, menilik Societeit Simpang di jl pemuda surabaya, gedung ini mungkin untuk pertemuan orang-orang Belanda. Semacam klub eksklusif.

 foto pas kebanjiran tahun 1955 – ada yang naik di atas teras gedung (pr)
kalau ada yang minat koleksi kartu pos ini silahkan kunjungi ebay harganya $19,99
This is a brown and white postcard Kates, Java, Indonesia. It shows a beautiful view of Societeit Brantas. This postcard was published by N.V. Kedirische Snelpersdrukkerij in the 20s. So it is about 85 years OLD. However a slight crease on top left corner it does not affect the picture (see scan) and it is still a great collectable. Condition: good. This postcard should be in every Javanese or Indonesian collection. Buyer pays $ 3.00 for handling and worldwide shipping…
update 28/7/2010: lokasinya sekarang adalah gedung GNI